Senin, 24 September 2007

Menyiapkan SDM Andal di Bidang Asuransi

APA yang ada di benak Anda ketika mendengar kata profesi asuransi? Sebuah profesi yang bertugas sebagai sales sebuah perusahaan asuransi tertentu? Tampaknya demikian halnya yang terjadi, ketika sebuah survei tak resmi dilakukan, hampir semua memberikan jawaban senada.

Kadang pula dijawab dengan sedikit nada yang kurang mengenakkan karena beragam kasus yang terjadi dalam marketing asuransi, akibat persaingan di dunia asuransi yang sangat besar di Indonesia.

Peluang asuransi di Indonesia sangatlah besar. Terbukti dengan masuknya perusahaan-perusahaan asing untuk memasarkan produknya di Indonesia. Bank-bank besar, pihak swasta, maupun pemerintah berlomba-lomba untuk membuka perusahaan asuransi di Indonesia.

Di sisi lain, pangsa pasar asuransi di Indonesia sendiri teramat besar. Hampir seluruh perusahaan besar maupun kecil, perorangan, sekolah, benda kepemilikan, dan masih banyak lagi menjadi target market. Sudah dapat dipastikan bahwa asuransi menjadi produk wajib masyarakat yang sudah sadar pentingnya asuransi. Tentu saja dengan kemajuan pendidikan, perekonomian, dan sebagainya, keinginan untuk memiliki polis asuransi jadi semakin besar dan bervariasi.

Sayangnya, peluang di bidang perasuransian yang sedemikian besar ini masih kurang ditangkap oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat masih banyak dicekoki pandangan bahwa asuransi identik dengan sales asuransi, yang notabene pekerjaannya adalah menjual polis asuransi ke seluruh masyarakat. Padahal tidaklah demikian halnya.

Ini adalah profesi yang berkaitan dengan pengelolaan asuransi. Dalam hal ini menyangkut staf ahli asuransi, klaim, legal, underwriter, dan manajemen, dari level menengah hingga level tertinggi.

Sayang peluang ini kurang dipahami oleh masyarakat. Akibatnya, tenaga ahli di bidang asuransi bisa dibilang sangatlah kurang, sehingga sering 'diimpor' dari luar negeri. Padahal sekolah profesi asuransi sudah ada di Indonesia sejak 20 tahun lalu, yakni Akademi Asuransi Trisakti (Akastri). Dalam perkembangan selanjutnya, Akastri berubah menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti).

Sesuai dengan kebutuhan profesi asuransi di Indonesia, STMA Trisakti menyelenggarakan pendidikan diploma III dengan Program Studi Asuransi Jiwa dan Program Studi Asuransi Kerugian. Program pendidikan ini telah memperoleh nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Untuk pendidikan sarjana, STMA Trisakti memiliki Program Studi Manajemen dengan Konsentrasi Manajemen Asuransi Jiwa, Manajemen Asuransi Kerugian, dan Manajemen Risiko.

Menariknya lagi, pendidikan profesi asuransi ini masih bisa dilanjutkan dengan mengambil program strata 2 di Inggris dan Belanda. Sementara itu, dalam waktu dekat STMA Trisakti merencanakan akan membuka program S-2.

Sebagai perintis dalam pendidikan tinggi asuransi di Indonesia, STMA Trisakti mendasarkan penyusunan kurikulumnya pada pemenuhan kebutuhan dunia industri asuransi nasional yang mengacu pada kebutuhan terkini, yang diperlukan oleh asosiasi yang ada dalam industri asuransi dan usaha penunjang industri asuransi nasional.

Pengajaran di STMA juga menggunakan kurikulum pendidikan asuransi luar negeri seperti negara Anglo Saxon dan Eropa Kontinental, untuk Program Studi Asuransi Kerugian untuk Amerika Serikat, dan Jepang untuk Progam Studi Asuransi Jiwa.

Untuk itulah, pendirian Akastri 20 tahun lalu sangat disambut dan didukung oleh Ketua Dewan Asuransi Indonesia, dengan menyatakan bahwa industri asuransi memang membutuhkan tenaga profesional berpendidikan tinggi dalam bidang pengasuransian dalam rangka kaderisasi.

Sambutan yang baik ini ditujukan oleh dukungan penuh dari berbagai perusahaan asuransi, sehingga pada tahun pertama pendirian Akastri, 80% mahasiswanya adalah karyawan badan usaha asuransi.

Hingga kini prestasi dan kualitas lulusan STMA Trisakti dijaga ketat. Kini lebih dari 1.200 alumni STMA Trisakti telah terserap di berbagai industri perasuransian baik skala nasional maupun internasional. Bahkan beberapa di antaranya mampu memegang posisi kunci di perusahaan masing-masing.

Dengan adanya pendidikan asuransi seperti STMA Trisakti, diharapkan peluang kerja yang ada di industri perasuransian Indonesia bisa tertangani dengan baik dan profesional. Profesi asuransi tidak hanya sales-lah. (Rustika/B-3)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda