Senin, 24 September 2007

Proteksi Maksimal Saat Terjadi Guncangan

RABU(12/9) lalu,tepatnya pukul 18.10 WIB, Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter.Peristiwa ini menambah catatan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang berisiko tinggi mengalami gempa bumi berkekuatan besar.

Bencana gempa bumi dengan kekuatan yang cukup tinggi tersebut mengakibatkan runtuhnya bangunan dan rusaknya berbagai sarana dan prasarana. Selain itu, banyak orang mengalami luka cukup serius,bahkan beberapa korban meninggal dunia. Dalam rangka mengantisipasi risiko finansial yang dialami para korban, asuransi jiwa berfungsi sebagai penanggung limpahan risiko (risk shifting) atas kerugian keuangan (financial loss) oleh tertanggung/pemegang polis akibat suatu kejadian yang diperjanjikan (sakit, cacat, atau meninggal dunia) dalam polis.

Misalnya,program asuransi kesehatan dan asuransi kehilangan pendapatan karena cacat. Keduanya dirancang untuk memberikan proteksi pendapatan terhadap risiko sakit dan kecelakaan. Adapun program asuransi jiwa dirancang untuk memberikan proteksi keuangan terhadap munculnya risiko kematian.

Menanggulangi risiko hidup dan kebutuhan

Ketika kita merenungkan risiko terburuk yang bisa terjadi akibat kejadian tak terduga, salah satunya akibat gempa bumi, ada satu kesadaran yang muncul untuk memproteksi diri dari kejadian tersebut. Bisa dibayangkan, berapa biaya yang harus ditang-gung korban atau keluarga korban manakala anggota keluarga mereka mengalami luka-luka cukup serius, bahkan cacat tetap. Beragam perenungan muncul pasca terjadinya gempa. Seandainya kepala keluarga yang meninggal dunia akibat gempa tersebut belum memproteksi diri dengan asuransi jiwa, bagaimana nasib istri dan anak-anak yang ditinggalkannya? Bagaimana mereka harus memenuhi kebutuhan biaya hidup sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anak? Sudah tentu, mereka harus memikul beban biaya kelangsungan hidup setelah meninggalnya kepala keluarga yang sebelumnya berperan sebagai pencari nafkah.

Ketika saya melihat tayangan televisi yang meliput kepanikan para profesional di kawasan perkantoran Sudirman dan Thamrin,sebagian besar di antara mereka mungkin sudah memproteksi diri dengan program asuransi jiwa melalui perusahaan. Mungkin juga, ada di antara mereka yang membeli produk asuransi jiwa secara individual. Dalam konteks ini,mereka masuk dalam barisan orang-orang yang sudah mendapat proteksi dari berbagai kejadian tak terduga. Manakala melihat tayangan lain yang memperlihatkan kepanikan di sekitar rumah sakit, kawasan perbelanjaan maupun tempat keramaian lainnya, saya berpikir, sebagian besar di antara mereka mungkin belum memiliki polis asuransi jiwa.

Apa jadinya bila mereka mengalami luka cukup serius akibat musibah tersebut? Saya membayangkan, tabungan yang dikumpulkan selama beberapa bulan oleh para pedagang di pusat perbelanjaan akan ludes dalam waktu singkat untuk memulihkan kesehatan tatkala harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada kondisi lain, apa jadinya bila gedung-gedung yang menjadi pusat keramaian massa mengalami kerusakan yang cukup parah dan mengakibatkan jatuhnya korban dengan luka cukup serius? Ketika para korban belum terproteksi dengan produk asuransi jiwa, sudah tentu mereka harus mengeluarkan dana cukup besar untuk proses perawatan dan pemulihan. Siapkah kita menanggung akibat musibah seperti ini? Apakah kita bisa berempati dan belajar dari musibah yang dialami saudara-saudara kita?

Dalam rangka mengantisipasi hal tersebut, sudah waktunya masyarakat mulai menyadari pentingnya memproteksi diri dengan membeli produk asuransi jiwa. Dengan menyisihkan sejumlah uang untuk membayar polis asuransi jiwa secara berkala–– tiga bulanan, per semester, atau per tahun–– para pemegang polis bisa mendapatkan proteksi manakala mereka berhadapan dengan kejadian tak terduga/kemalangan. Berangkat dari peristiwa gempa bumi dan ekses destruktif yang ditimbulkannya, inilah saat yang tepat bagi Anda untuk mengambil putusan berasuransi.

Putusan dalam memproteksi diri dengan asuransi pada hari ini amat menentukan sejauh mana proteksi yang bisa Anda dapatkan di masa depan. Itu sebabnya, ambil putusan saat ini! Kaji ulang prioritas keuangan keluarga Anda! Tambahkan dana pembayaran premi asuransi dalam prioritas pengeluaran bulanan. Sisihkan sebagian kecil dari penghasilan untuk ditabung guna membayar premi asuransi jiwa secara teratur. Semua itu bertujuan untuk melindungi, atau minimal mengurangi beban keuangan akibat kemalangan dan kejadian tak terduga lainnya.Selanjutnya, kita perlu menyampaikan kabar tentang pentingnya proteksi dini melalui asuransi. Paling tidak, kepada keluarga terdekat secara kontinu demi kepentingan orang-orang yang kita cintai. Eddy KA Berutu Direktur Eksekutif AAJ

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda